
Semangat Kak Seto: Sulit Berdiam Diri Usai Alami Stroke Kognitif
Jakarta – Pemerhati anak kenamaan, Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, membawa kabar mengejutkan sekaligus inspiratif mengenai kondisi kesehatannya. Di usianya yang ke-74, ia baru saja melewati masa kritis setelah mengalami serangan stroke ringan. Uniknya, serangan tersebut tidak menyerang fungsi motoriknya, melainkan kemampuan kognitif atau cara berpikirnya.
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
Kini, meski dokter menyarankannya untuk beristirahat total, semangat Kak Seto untuk tetap aktif tampaknya tak bisa dibendung. Ia mengaku sulit untuk berdiam diri terlalu lama dan sudah mulai kembali beraktivitas ringan, salah satunya saat ditemui di sebuah studio televisi di Jakarta pada Selasa (4/11).
Gejala Tak Biasa dan Penanganan yang Terlambat
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5394841/original/068088700_1761642383-kakseto_2.jpg)
Berbeda dari serangan stroke pada umumnya yang melumpuhkan fungsi motorik, Kak Seto mengalami jenis serangan yang lebih subtil namun tak kalah mengkhawatirkan. Ia menceritakan bahwa gejala awal yang dirasakannya adalah rasa bingung dan linglung yang menyerang kemampuan berpikirnya.
“Kena stroke ringan, tapi yang terkena kognitifnya. Jadi kemampuan berpikir sempat seperti linglung, seperti bingung,” ujar Kak Seto saat menjelaskan kondisinya.
Sayangnya, kesadaran untuk segera memeriksakan diri datang terlambat. Kak Seto mengaku merasakan gejala pusing dan kebingungan sejak 20 Oktober 2025, namun baru memeriksakan diri empat hari kemudian. Keterlambatan ini membuatnya melewati “masa kritis” penanganan stroke yang idealnya adalah 4,5 jam pertama setelah serangan.
“Saya memang agak terlambat, ya. Masa kritisnya itu 4,5 jam, saya terlambat 4 hari baru diperiksa, di-MRI, dan ternyata harus dirawat selama 3 atau 4 hari,” jelasnya. Setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit, ia kini melanjutkan masa pemulihan di rumah.
Tantangan Terbesar: Anjuran Istirahat Total
Bagi sosok seaktif Kak Seto, anjuran dokter untuk beristirahat total selama satu hingga dua bulan menjadi tantangan tersendiri. Larangan untuk tidak terlalu lelah dan membatasi kegiatan terasa berat baginya. Ia mengaku merasa “tidak nendang” atau hampa jika harus berdiam diri tanpa melakukan kegiatan yang sudah menjadi bagian hidupnya.
“Tapi ya, saya kadang-kadang kalau enggak bergerak, kalau enggak berkegiatan, enggak nendang rasanya,” ungkapnya.
Karena itu, Kak Seto mencoba mencari jalan tengah. Ia berusaha memadukan waktu istirahat yang cukup dengan aktivitas ringan agar tubuh dan pikirannya tetap terstimulasi. “Jadi terus berusaha dipadukanlah antara istirahat, lalu ada kegiatan, istirahat, ada kegiatan begitu,” lanjutnya.
Untuk mendukung pemulihannya, tim medis memberikan batasan yang jelas terkait aktivitas fisik. Kak Seto untuk sementara waktu dilarang melakukan olahraga berat atau yang bersifat kompetitif. “Olahraga yang pertandingan, apa saja, tidak bisa, disarankan dicegah saja. Jadi, paling kalau bisa jalan kaki saja dulu selama lebih kurang 1 bulan,” pungkasnya.
Syukurnya, hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi jantung Kak Seto tetap sehat. Stroke ringan yang dialaminya diduga disebabkan oleh faktor kekentalan darah, di samping diagnosis aritmia atau detak jantung tidak beraturan yang ia miliki.
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4150273/original/066332400_1662551991-Infografis_Gejala_dan_Penyebab_Stroke.jpg)
Kisah pemulihan Kak Seto menjadi cerminan dari semangatnya yang tak pernah padam. Meski dihadapkan pada tantangan kesehatan yang serius, ia menunjukkan resiliensi dan keinginan kuat untuk tetap berkontribusi. Kini, para penggemar dan masyarakat luas berharap agar sang sahabat anak ini dapat segera pulih sepenuhnya, tentunya dengan tetap menyeimbangkan semangat beraktivitas dan anjuran kesehatan.