
Jakarta, Indonesia – Lagu yang tengah viral dan merajai tangga musik regional, “Tabola Bale”, kembali menorehkan tinta emas dalam sejarah karier sang penyanyi, Silet Open Up. Pada malam puncak Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2025 yang digelar megah, lagu kolaborasi emosional ini resmi dinobatkan sebagai Karya Produksi Kolaborasi Terbaik.
Namun, di balik gemerlap piala dan sorotan kemenangan yang luar biasa, terungkap sebuah kisah haru dan pengorbanan personal yang harus ditanggung oleh pemilik nama asli Siprianus Bhuka. Kesuksesan masif “Tabola Bale” ternyata membawa dampak buruk, menciptakan jarak emosional yang signifikan dalam rumah tangga Silet Open Up dengan istri dan anaknya.
Kemenangan Penuh Makna di AMI Awards
Pengumuman kemenangan “Tabola Bale” di AMI Awards 2025 disambut tepuk tangan meriah. Lagu tersebut berhasil mengungguli sejumlah nominasi kuat lainnya, membuktikan bahwa karya yang berakar kuat dari budaya lokal namun dipoles dengan produksi modern mampu berbicara banyak di panggung musik nasional.
Sayangnya, Silet Open Up berhalangan hadir pada malam penganugerahan tersebut karena jadwal pekerjaan yang sangat padat—sebuah indikasi lain betapa sibuknya sang musisi pasca-kesuksesan lagu ini. Penyerahan piala bergengsi itu pun diwakili oleh sosok yang sangat dekat dengannya, yakni ibu asuhnya.
Momen penyerahan piala menjadi sangat emosional. Sang ibu asuh yang naik ke panggung AMI, membawa pesan yang lebih dalam dari sekadar ucapan terima kasih standar. Ia mengungkapkan bahwa piala tersebut bukan hanya simbol pengakuan musik, tetapi juga representasi nyata dari perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan Silet demi keluarganya.
“Ini pengorbanan kalian ya. Enggak ketemu sama suami dan ayah kalian. Sekarang Papanya bawa berkah luar biasa,” ujar ibu asuh Silet Open Up, dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, seperti dikutip dari saluran resmi YouTube Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards), pada Rabu, 19 November 2025.
Pernyataan itu sontak menyentuh hati para hadirin, mengingatkan bahwa di balik spotlight dan popularitas, ada harga mahal yang harus dibayar oleh seorang seniman: waktu yang seharusnya dihabiskan bersama orang-orang terkasih.
Dampak Buruk Popularitas: Jarak yang Tercipta
Kesuksesan “Tabola Bale” telah mengubah hidup Silet Open Up 180 derajat. Jadwal manggung yang beruntun, tur promo lintas kota dan pulau, serta kewajiban untuk terus berkarya telah membuat Siprianus Bhuka hampir tidak memiliki waktu luang untuk keluarga intinya.
Dalam beberapa wawancara sebelumnya, sebelum malam penganugerahan AMI, Silet pernah menyinggung kesulitan untuk menyeimbangkan karier yang meledak dengan peran sebagai suami dan ayah. Intensitas perjalanan dan komitmen profesional yang diperlukan untuk mempertahankan momentum lagu pemenang penghargaan seringkali memaksanya berada jauh dari rumah dalam jangka waktu yang lama.
Inilah paradoks pahit yang dialami banyak artis: berkarya demi memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga, namun ironisnya, proses berkarya itu sendiri yang menjauhkannya dari rumah.
“Tabola Bale,” yang liriknya sendiri mengangkat tema tentang kerinduan dan harapan, kini menjadi lagu yang secara metaforis menggambarkan situasi rumah tangga Silet Open Up sendiri. Penghargaan AMI 2025 seolah menjadi puncak gunung es pengorbanan tersebut—hadiah tertinggi yang datang bersamaan dengan rasa kehilangan dan kerinduan dari pihak keluarga.
Masa Depan dan Komitmen untuk Keluarga
Kisah ini tidak hanya menjadi headline berita, tetapi juga refleksi bagi industri musik tentang pentingnya dukungan mental dan keseimbangan hidup bagi para seniman. Meskipun rasa lelah fisik dan jarak emosional menjadi konsekuensi dari kesuksesan ini, pesan yang disampaikan melalui ibu asuhnya menunjukkan bahwa istri dan anak Silet Open Up memahami betul tujuan utama dari pengorbanan tersebut: masa depan yang lebih cerah dan berkah yang akan mereka nikmati bersama.
Kemenangan ini diharapkan menjadi titik balik bagi Silet Open Up. Setelah mencapai pengakuan tertinggi di AMI, publik berharap Silet dapat menemukan celah dalam jadwalnya yang padat untuk kembali merangkul keluarganya, memastikan bahwa “berkah luar biasa” dari piala tersebut benar-benar dapat dinikmati bersama-sama, tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk waktu dan kehadiran penuh.
Para penggemar dan komunitas musik kini menunggu karya-karya Silet selanjutnya, namun yang lebih penting, mereka juga menantikan berita baik mengenai komitmennya untuk kembali menata waktu bagi istri dan anaknya setelah badai kesuksesan “Tabola Bale” sedikit mereda. Piala AMI 2025 mungkin disimpan di lemari, tetapi pengorbanan di baliknya akan selalu dikenang sebagai cerita paling personal dari sang maestro.