
Jakarta, Indonesia – Di balik sorotan lampu dan gemerlap dunia hiburan, aktor muda berbakat Aliando Syarief tengah menjalani pertarungan paling penting dalam hidupnya: melawan gangguan kesehatan mental serius, Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) ekstrem. Meskipun popularitasnya kembali meroket dan tawaran pekerjaan terus berdatangan, Aliando memilih menepikan ambisi karier demi fokus penuh pada proses penyembuhan diri.
Keputusan bijak dan jujur ini disampaikan Aliando saat ditemui di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/12/2025) malam. Bintang sinetron fenomenal Ganteng-Ganteng Serigala itu menjelaskan bahwa prioritas utamanya saat ini adalah mencapai kestabilan mental yang utuh, sebuah proses yang ia akui sangat dinamis dan tidak bisa dipaksakan.
“Tunggu penyakit gua kelar, penyakit mental gua kelar. Gua balik ke film. Tapi untuk sekarang gua bisa memperbaiki untuk di sini [dirinya sendiri],” tegas Aliando Syarief, menunjukkan kedewasaan dalam menghadapi tantangan personal.
🕰️ Vakum dan Diagnosis: Perjuangan Melawan Pikiran yang Tak Terkendali
Aliando mengungkapkan bahwa ia telah mengidap OCD ekstrem sejak tahun 2019. Kondisi ini bukan sekadar kecemasan biasa; ini adalah diagnosis klinis serius yang ditandai oleh dua elemen utama: Obsesi dan Kompulsi.
Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan kesehatan mental yang dicirikan oleh:
- Obsesi: Pikiran, citra, atau dorongan yang tak terkendali, berulang, dan mengganggu, yang secara persisten menimbulkan kecemasan dan stres signifikan.
- Kompulsi: Dorongan kuat untuk melakukan perilaku repetitif atau tindakan mental tertentu (ritual) untuk meredakan kecemasan yang ditimbulkan oleh obsesi. Contoh umum termasuk mencuci tangan berulang-ulang, memeriksa kunci pintu terus-menerus, atau mengatur barang dengan urutan yang sangat spesifik.
Dalam kasus Aliando, kondisinya dikategorikan ekstrem, yang sempat membuatnya benar-benar vakum dari industri hiburan selama hampir dua tahun. Ia menceritakan bagaimana gejala OCD-nya bisa muncul tiba-tiba, bahkan memengaruhi kemampuan bergeraknya, membuat aktivitas yang sangat sederhana seperti mengambil air atau berjalan terasa sangat berat dan melelahkan secara mental dan fisik.
Gejala ekstrem ini menuntut energi mental yang luar biasa. Setiap keputusan, bahkan sekecil apa pun, mungkin dipenuhi keraguan dan ritual yang harus dipenuhi, menguras habis daya tahan psikis dan membatasi kemampuan individu untuk berinteraksi normal dengan dunia luar.
⏳ Kesembuhan Tanpa Target Waktu: Kekuatan Doa dan Dukungan
Dalam menghadapi pertanyaan mengenai kapan ia akan sepenuhnya kembali ke layar lebar atau sinetron, Aliando memberikan jawaban yang sangat realistis dan menyentuh. Ia menjelaskan bahwa proses pemulihan mental, khususnya OCD, bukanlah balapan dengan target waktu yang pasti.
“Target? Tergantung doa kayak gimana,” ucapnya singkat namun penuh makna.
Pernyataan ini menyoroti sifat pemulihan kesehatan mental yang sering kali tidak linier. Ini adalah perjalanan yang sangat bergantung pada respons tubuh terhadap terapi, dukungan lingkungan, dan kekuatan spiritual atau mental yang dibangun setiap hari. Aliando secara implisit menyampaikan pesan bahwa upaya penyembuhan harus dilakukan dengan penuh kesabaran, tanpa tekanan target deadline industri hiburan.
Dukungan dari orang terdekat, termasuk kekasihnya, Richelle Skornicki, tentu menjadi pilar penting yang membantunya menjaga semangat di tengah proses yang panjang ini.
🎙️ Mendorong Kesadaran: Aliando Sebagai Katalisator Perubahan
Meskipun gejala OCD masih sering datang—sesuatu yang ia akui secara terbuka—Aliando tetap mencoba untuk produktif. Perlahan ia kembali tampil di publik dan menjalin interaksi, sebuah langkah maju yang signifikan bagi seseorang yang berjuang melawan OCD yang membatasi.
Keputusan Aliando untuk berbicara secara terbuka mengenai diagnosisnya memiliki dampak besar bagi kesadaran publik di Indonesia. Di negara di mana isu kesehatan mental masih sering dianggap tabu atau disepelekan, seorang figur publik sekelas Aliando yang berani mengungkap perjuangan pribadinya adalah katalisator perubahan.
Keberaniannya membantu menormalisasi diskusi tentang kesehatan mental, mengirimkan pesan penting bahwa:
- Gangguan mental bisa menyerang siapa saja, termasuk selebriti sukses.
- Mencari bantuan dan memprioritaskan pemulihan adalah tindakan yang kuat, bukan kelemahan.
- Proses pemulihan butuh waktu, dan dukungan sosial sangatlah penting.
Dengan sangat selektif menerima pekerjaan, Aliando menunjukkan etos kerja yang bertanggung jawab, tidak ingin memaksakan kualitas pekerjaan ketika ia tahu bahwa kondisi mentalnya belum stabil sepenuhnya. Ini adalah pelajaran berharga tentang batasan diri dan self-care di tengah industri yang menuntut.
Saat ini, mata publik akan terus tertuju pada perkembangan Aliando. Bukan hanya menantikan kembalinya ia ke film dengan peran yang prima, tetapi juga mendukungnya dalam perjalanan menuju kestabilan mental yang langgeng. Aliando Syarief kini bukan hanya ikon di layar kaca, ia adalah simbol perjuangan dan harapan bagi ribuan orang di Indonesia yang diam-diam bergulat dengan isu kesehatan mental yang serupa.