
JAKARTA – Industri musik Tanah Air mengenal Mahalini Raharja sebagai sosok penyanyi dengan kekuatan vokal yang menghujam jantung dan kepribadian yang ceria. Namun, setelah resmi menyandang status sebagai ibu, pelantun tembang Sial ini menunjukkan perubahan karakter yang cukup mencolok. Bukan lagi sosok yang “heboh” dan meledak-ledak, Mahalini kini tampil dengan aura yang lebih tenang, dewasa, dan penuh pertimbangan.
Dalam sebuah perbincangan intim di kanal YouTube HAS Creative yang tayang pada Kamis (25/12/2025), istri dari Rizky Febian ini membagikan refleksi mendalam mengenai perubahan psikologis yang ia alami pasca-persalinan dan bagaimana peran sebagai ibu telah menata ulang prioritas hidupnya.
Meninggalkan Sifat “Heboh” Demi Kenyamanan Diri
Selama ini, Mahalini dikenal sebagai pribadi yang ekstrover dan mudah mencairkan suasana saat bertemu orang baru. Namun, fase menjadi ibu tampaknya memberikan filter baru dalam cara ia berinteraksi dengan dunia luar. Ia mengakui bahwa sifat impulsif dan semangatnya yang berapi-api saat bersosialisasi kini telah meredup, digantikan oleh sikap yang lebih mawas diri.
“Dulu aku itu heboh banget setiap ketemu orang. Sekarang, ada perasaan takut kalau disangka SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) atau takut salah bicara,” ungkap Mahalini dengan nada jujur.
Perubahan ini menarik untuk disimak dari sudut pandang psikologi perkembangan. Banyak ibu baru mengalami fenomena yang disebut matrescence, di mana terjadi pergeseran identitas yang signifikan. Bagi Mahalini, rasa takut dianggap terlalu akrab atau salah bicara bukanlah bentuk ketidakpercayaan diri, melainkan mekanisme pertahanan untuk menjaga energi mentalnya agar tetap stabil demi sang buah hati.
Baca Juga:
Ibu Modern ala Nikita Willy: Prioritaskan Dapur demi Kesehatan Keluarga
Seni Menerima Diri: Lebih Baik, Lebih Tenang
Menariknya, Mahalini tidak merasa kehilangan jati diri akibat perubahan sifat tersebut. Sebaliknya, ia merasa jauh lebih nyaman dengan versinya yang sekarang. Ia memandang sikapnya yang lebih tertutup dan hati-hati sebagai bentuk kedewasaan dalam mengelola emosi.
“Iya, aku jauh lebih suka diriku yang sekarang. Rasanya lebih bisa menerima diri sendiri apa adanya tanpa perlu memaksakan diri terlihat menyenangkan di depan semua orang,” tuturnya.
Pernyataan ini mencerminkan sebuah pencapaian emosional yang luar biasa. Di dunia hiburan yang menuntut seorang publik figur untuk selalu tampil sempurna dan ramah, pilihan Mahalini untuk menjadi lebih tenang adalah langkah berani menuju autentisitas. Ia tidak lagi mengejar validasi lewat interaksi sosial yang melelahkan, melainkan lebih memilih kualitas daripada kuantitas dalam membangun hubungan.
Comeback Panggung: Harmoni Ibu dan Diva
Meski tengah menikmati momen-momen intim sebagai ibu, darah seni yang mengalir di tubuh Mahalini tak bisa dibendung. Setelah sempat mengambil jeda untuk fokus pada masa kehamilan dan pemulihan pasca-melahirkan, kini Mahalini secara resmi memulai langkah comeback-nya ke dunia tarik suara.
Kembalinya Mahalini ke atas panggung disambut antusias oleh para Mylini (sebutan fans setia Mahalini). Banyak yang menyadari bahwa ada perbedaan “rasa” dalam setiap penampilannya sekarang. Jika dulu ia bernyanyi dengan ambisi yang meluap, kini setiap nada yang keluar dari bibirnya terasa lebih matang, tenang, dan memiliki kedalaman emosi yang berbeda.
Status sebagai ibu tampaknya memberikan perspektif baru bagi Mahalini dalam menginterpretasikan lirik-lirik lagunya. Kesedihan, kebahagiaan, dan perjuangan hidup kini ia maknai dari kacamata seorang wanita yang telah mempertaruhkan nyawa untuk kehidupan baru.
Dukungan Keluarga: Pilar Utama di Balik Layar
Tentu saja, transformasi ini tak lepas dari dukungan sang suami, Rizky Febian. Pasangan yang kerap dijuluki couple goals ini terlihat sangat kompak dalam membagi peran antara karier dan pengasuhan anak. Rizky yang juga merupakan musisi papan atas, sangat memahami kebutuhan Mahalini untuk tetap berkarya sekaligus menjaga ketenangan jiwanya sebagai seorang ibu.
Dalam unggahan-unggahan di Instagram resminya, Mahalini kerap membagikan potongan kehidupan pribadinya yang kini terasa lebih hangat namun tetap elegan. Foto-foto dokumentasi pribadinya tidak lagi melulu soal kemewahan panggung, melainkan momen-menerima diri sendiri dalam balutan kesederhanaan di rumah.
Kisah Mahalini adalah pengingat bagi banyak wanita bahwa menjadi ibu memang akan mengubah banyak hal, termasuk sifat dasar seseorang. Namun, perubahan itu tidak selalu berarti buruk. Seperti yang ditunjukkan Mahalini, menjadi “kurang heboh” bukan berarti kehilangan pesona; itu justru awal dari tumbuhnya kekuatan baru yang lebih tenang dan terarah.
Dengan menerima dirinya yang baru, Mahalini tidak hanya menjadi ibu yang lebih baik, tetapi juga seorang seniman yang lebih otentik. Perjalanan comeback-nya di tahun 2025 ini diprediksi akan membawa warna baru bagi industri musik Indonesia—sebuah era di mana seorang diva tidak perlu selalu berteriak untuk didengar, melainkan cukup dengan ketenangan yang menghujam jiwa.