
Sean “Diddy” Combs, ikon musik hip-hop yang kini tersandung kasus hukum serius, telah dijatuhi hukuman 50 bulan penjara, atau sedikit lebih dari empat tahun, atas dakwaan mengangkut individu untuk tujuan prostitusi. Keputusan ini diumumkan oleh Hakim Distrik Federal Arun Subramanian, yang juga menjatuhkan denda sebesar $500.000, jumlah maksimum yang bisa diperintahkan. Hukuman ini menutup babak persidangan yang penuh intrik, argumen panas dari pihak pembela, serta kesaksian pilu dari para korban.
Kecaman Pembela: “Tidak Amerika” dan Rencana Banding

Setelah sidang, Brian Steel, salah satu pengacara pembela Diddy, langsung melontarkan kritik keras terhadap putusan hakim. Dalam wawancaranya dengan CNN, Steel menyebut hukuman 50 bulan tersebut “tidak Amerika” dan mengirimkan “pesan yang salah.” Ia berpendapat bahwa Diddy dihukum atas perilaku yang oleh juri tidak terbukti bersalah dalam dakwaan yang lebih serius, seperti perdagangan seks dan pemerasan.
“Orang-orang — amit-amit — dituduh palsu melakukan kejahatan, mereka pergi ke pengadilan, semua saksi bersaksi, kredibilitas ditentukan, juri mencapai vonis, dan memutuskan mendukung mereka — dan kemudian mereka dihukum atas perbuatan yang persis sama yang oleh juri tidak mereka lakukan,” kata Steel. “Rasanya tidak Amerika.”
Steel secara spesifik menyoroti bahwa karena Diddy tidak dihukum atas tuduhan perdagangan seks dan pemerasan (racketeering), hakim seharusnya tidak mempertimbangkan elemen-elemen tersebut dalam putusannya. Ia menekankan bahwa tidak ada elemen yang sesuai dalam Mann Act (undang-undang terkait mengangkut individu untuk tujuan tidak bermoral) yang memungkinkan pertimbangan tersebut. “Ini adalah hukuman yang sangat berat,” tambahnya.
Ditanya apakah ia merasa hakim salah, Steel menjawab singkat, “Kita akan tahu pada banding.” Marc Agnifilo, pengacara pembela Diddy lainnya, menyatakan di luar gedung pengadilan bahwa tim hukum memiliki “dasar yang kuat untuk mengajukan banding.” Agnifilo menyoroti bahwa juri telah mencapai vonis bahwa tidak ada paksaan (coercion), namun hakim berulang kali menyebut paksaan sebagai dasar hukuman. Ia menilai hal ini “tidak konstitusional.”
Poin-Poin Utama dari Hakim Arun Subramanian

Sebelum menjatuhkan hukuman, Hakim Arun Subramanian menyampaikan pernyataan yang kuat, langsung ditujukan kepada Sean “Diddy” Combs:
- Pertimbangan Sejarah Combs: Hakim Subramanian mengklarifikasi bahwa hukuman ini adalah untuk pelanggaran yang terbukti (Mann Act), bukan tuduhan perdagangan seks dan pemerasan yang dibebaskan. Namun, ia menekankan bahwa “pengadilan harus mempertimbangkan seluruh sejarah Anda di sini,” termasuk kemungkinan pengaruh narkoba pada perilaku kekerasan Combs.
- Keberhasilan dan Devosi kepada Keluarga: Hakim mengakui bahwa Combs adalah seniman dan pengusaha otodidak yang “menginspirasi dan mengangkat komunitas,” serta memiliki devosi kepada keluarganya. Keberhasilannya dianggap lebih mengesankan mengingat perjuangan di masa kecilnya.
- Penolakan Argumen Pembelaan: Hakim menolak upaya pembelaan untuk mengkarakterisasi “Freak Offs” dan malam-malam di hotel sebagai “pengalaman konsensual intim” atau sekadar “kisah seks, narkoba, dan rock ‘n’ roll.”
- Fokus pada Korban: Hakim menekankan perlunya hukuman yang substansial untuk mengirimkan pesan bahwa penyalahgunaan terhadap wanita akan dibalas dengan pertanggungjawaban. Ia “tidak yakin” bahwa Combs tidak akan mengulangi perbuatannya. “Combs telah merusak dua wanita secara tidak dapat diperbaiki,” kata hakim, sambil berterima kasih kepada para saksi dan korban yang berani maju.
- Kurangnya Penyesalan: Hakim mempertanyakan klaim penyesalan dari Diddy, menyoroti insiden penyerangan terhadap “Jane” pada Juni 2024, yang terjadi bahkan setelah surat perintah penggeledahan dilakukan dan video kekerasan terhadap Cassie Ventura dirilis.
Suara Para Korban dan Penegakan Keadilan

Di sisi lain, putusan ini disambut positif oleh pihak yang mewakili para korban. Arick Fudali, seorang pengacara yang mewakili korban lain yang mengajukan gugatan terhadap Diddy, berharap hukuman ini akan mendorong “korban lain yang menderita dalam diam” untuk maju.
“Saya menghargai fokus hakim pada para korban dan kehancuran yang ditimbulkan Tuan Combs dalam hidup mereka,” kata Fudali. “Saya berharap fakta bahwa seseorang yang terkenal, kaya, dan terkenal seperti Tuan Combs akan menghabiskan bertahun-tahun di penjara karena kejahatannya akan mendorong korban lain yang menderita dalam diam untuk maju dan menghadapi pelaku pelecehan mereka, tidak peduli seberapa kuat dia terlihat.”
Doug Wigdor, pengacara Cassie Ventura, juga mengeluarkan pernyataan, “Meskipun tidak ada yang bisa membatalkan trauma yang disebabkan oleh Combs, hukuman yang dijatuhkan hari ini mengakui dampak dari pelanggaran serius yang dilakukannya. Kami yakin bahwa dengan dukungan keluarga dan teman-temannya, Nona Ventura akan terus pulih dengan mengetahui bahwa keberanian dan ketabahannya telah menjadi inspirasi bagi banyak orang.”
Hakim Subramanian secara langsung memuji keberanian Cassie Ventura dan “Jane,” serta korban lainnya, yang telah melalui pelecehan dan trauma yang tidak dapat dibayangkan oleh kebanyakan orang. “Anda berbicara kepada jutaan wanita di luar sana yang telah menjadi korban tetapi merasa tidak terlihat dan tidak berdaya dan harus menderita dalam diam,” katanya. “Anda memberi tahu wanita-wanita itu dan dunia bahwa kekerasan di balik pintu tertutup tidak harus selamanya tersembunyi.”
Jalan ke Depan: Banding dan Akuntabilitas
Dengan adanya rencana banding dari pihak pembela, setiap perkataan hakim, mulai dari detail putusannya hingga pernyataan besar tentang kredibilitas, akan diperiksa secara cermat oleh pengadilan banding. Ini adalah proses yang panjang, namun Hakim Subramanian menegaskan bahwa ini adalah “hukuman serius yang mencerminkan beratnya kejahatan dan perilaku Anda,” dan kesempatan bagi Combs untuk menunjukkan kepada anak-anaknya dan dunia “apa arti akuntabilitas dan penyembuhan yang sebenarnya.”
Hukuman terhadap Sean “Diddy” Combs menjadi penanda penting dalam kasus yang mengguncang industri hiburan, menegaskan bahwa kekuasaan dan kekayaan tidak akan melindungi seseorang dari konsekuensi tindakan mereka.